Beras dalam kantong-kantong putih diangkut dari Dompu ke Jakarta melalui bus Malam. Bu Maryam, mengirim beras utk anaknya yg kuliah di Jakarta. Satu kantong 25 kg, ongkos kirimnya 60 ribu. Ketika ditanya, kenapa tidak dikirim uangnya saja, lebih ringkas dan murah? Bu Maryam menjawab, "ini tradisi, mengirim anak dengan beras, bukan uang.
Foto yang satu ini adalah salah satu "favorit" saya, kenapa ? Foto ini akan menuntun kita untuk menganalisa dan mengerti bagaimana dan apa yang dipikiran Generasi muda Bima khususnya. Mari kita berpolemik dan beropini bagaimana dan dari sudut pandang mana kita harus memulainya. Positif dan Negatif itu adalah Relatif namun yang terpenting bagi kita semua yang peduli dengan arah masa depan Bima, berikan pendapat anda.
Foto diatas adalah salah satu pesantren yang ada di Bima yakni Pesantren Nurul Amin yang berada di sape yang juga milik ORMAS terbesar di NTB Nahdatul Wathan. Sekarang mari kita berandai-andai, bagaimana menjelaskannya sebuah kenyataan dimana para murid bisa belajar dengan kondisi tersebut. Kalau kita sering mendengar bahwa anak-anak sekolah di daerah lain kesulitan menjangkau lokasi tempat dimana mereka sekolah tapi sebaliknya, di Sape murid MI dan MTS justru mereka harus melewati lumpur yang persis ada di lingkup sekolah mereka untuk menjangkau kelas masing-masing.
Video berikut telah dilihat lebih dari 1,3 juta kali di berbagai situs video di cina selain itu juga diposting di forum diskusi populer Cina dan jaringan sosial ...
Pencuri Bank adalah laki-laki 61 tahun Luo Yuanbing, seorang petani buta huruf di pedesaan Guangan provinsi Sichuan yang sering dihukum oleh pihak berwenang karena mencuri sebelumnya. Rekaman kamera pengintai menunjukkan bahwa pada pukul 2:25 di pagi hari 18 Juli 2010, Luo memasuki sebuah ATM lalu keluar sebanyak tiga kali dengan mengenakan topi jerami. Dalam waktu 30 detik, ia telah membuka paksa pintu besi di samping mesin ATM.
Beberapa saat kemudian pada pukul 2:37, ia terlihat memasuki ruang belakang tempat mesin ATM yang berisi uang untuk pertama kalinya. Dia memeriksa mesin tetapi pada pukul 02:38, dia meninggalkan ruangan untuk beberapa saat tetapi kembali dengan terburu2, kali ini memegang pisau sayur / linggis. Pada pukul 2:41, alarm bank tiba-tiba suara.
Pada pukul 3:47, pria dengan topi jerami kembali lagi keruangan ini dan kali ini dia membawa payung, keranjang, dan tas. Kemudian dia menggunakan linggis untuk mencongkel Mesin ATM.
Pada Pukul 04:07, si pencuri mencoba untuk membuka mesin lain, dan berhasil membuka dalam 10 menit. Setelah menjejalkan uang ke dalam tas, ia meninggalkan bank pada pukul 04:19.
dan foto terakhir menunjukkan bagaimana Yuanbing Luo menunjukan tempat uang yang dicurinya dari mesin ATM dan bahwa ia telah mengubur uang yang dicurinya di sebuah panci. Dia telah mencuri lebih dari 500.000 RMB atau setara dengan 800jt Rupiah.
Beberapa saat kemudian pada pukul 2:37, ia terlihat memasuki ruang belakang tempat mesin ATM yang berisi uang untuk pertama kalinya. Dia memeriksa mesin tetapi pada pukul 02:38, dia meninggalkan ruangan untuk beberapa saat tetapi kembali dengan terburu2, kali ini memegang pisau sayur / linggis. Pada pukul 2:41, alarm bank tiba-tiba suara.
Saya masih sangat ingat dulu masih usia 8 atau 9 tahun, saat itu sering kali melihat nenek saya setiap kalau kepasar mengenakan kain yang menutupi seluruh tubuhnya hanya kelihatan matanya saja ( Rimpu ). Rimpu sendiri untuk masyarakat Bima dan Dompu sudah tidak asing jika mendengar istilah itu khususnya orang2 " Jadul ". Kenapa saya sebut jadul sebab Rimpu sudah jarang terlihat digunakan lagi dan sayangnya hanya muncul di event2 tertentu saja. Sungguh merupakan imbas dari sebuah " Revolusi " peradaban..
Luas, kokoh dan kuno. Itulah kesan yang tertangkap dari gedung Museum Asi Mbojo yang terletak di jantung Kota Bima. Bangunan tersebut dahulu merupakan istana kasultanan Bima, kini berfungsi sebagai museum. Museum Asi Mbojo bukan hanya saksi sejarah Bima, lebih dari itu ia menyimpan cerita panjang temali benang merah peradaban masyarakat Bima dari masa kesultanan Bima hingga kini.
Bersih-bersih kuda sebelum dipertandingkan. Setelah bersih dan minum cairan penguat tersebut, sang Kuda Pacu pun dihiasi sedemikian rupa. Tali khusus sebagai pegangan joki yang diikatkan di leher dan mulut kuda dipasang. Uniknya, warna tali ini pun beragam dan seperti sengaja dihiasi guna menambah cantik penampilan kuda pacuan.
Masjid kesultanan Bima yang diberi nama Masjid Sultan Muhammad Salahuddin, di halamannya terdapat makam beberapa keluarga dan Sultan/Raja Bima.
Wisata alam dan bahari juga bisa dikembangkan. Kawasan pesisir dari Pantai Lawata sampai pintu gerbang Kota Bima bisa dikembangkan sebagai pusat perhotelan dan perdagangan souvenir. Taman Kota juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik. Pariwisata yang cukup potensial untuk dikembangkan di wilayah ini adalah: Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Oi Ni'u, Pantai Ule, Pantai Kolo dan Pulau Kambing.
Pertama saya melihat Foto ini, saya sangat terkejut yang ternyata pesona bima sangat luar biasa. Sayangnya tidak dimanfaatkan secara maksimal. Pemerintah khususnya Departemen Pariwisata harusnya berkewajiban untuk mencari dan memanfaatkan sumber2 keindahan alam untuk mempromosikan Bima di tingkat Nasional maupun Internasional, agar pesona2 alam tidak hanya dinikmati dari Foto dan Gambar saja.